Sabtu, 18 Juni 2016

TERAPI BERMAIN



TERAPI BERMAIN

A. Definisi
            Menurut Thompson dan Henderson (2007), terapi bermain adalah penggunaan model-model teoristis secara sistematis untuk menjalin sebuah proses interpersonal dimana seorang terapis menggunakan kekuatan-kekuatan terapeutik dari kegiatan bermain untuk membantu klien dalam mencegah atau mengatasi masalah psikososial dan mencapai taraf pertumbuhan serta perkembangan secara optimal. Terapi bermain juga dapat didefinisikan sebagai pemanfaatan permainan media yang efektif oleh terapis untuk membantu klien menyelesaikan kesulitan psikososial serta mencapai pertumbuhan optimal melalui ekspresi diri.

B. Tujuan Bermain
            Terapi bermain bertujuan untuk mengubah tingkah laku individu yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan sehingga individu mampu diubah perilakunya melalui cara yang menyenangkan.

C. Kategori Bermain
- Bermain aktif, yaitu anak menggunakan energi inisiatif. (bermain bola)
- Bermain pasif, yaitu energi yang dikeluarkan sedikit sehingga tidak perlu melakukan aktivitas tertentu dan hanya melihat. (memberi support)

D. Klasifikasi Bermain
1. Social affective play, yaitu pemberian respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan yang mengharapkan individu dapat berinteraksi  dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
2. Sense of pleasure play, yaitu individu memperoleh kesenangan dari objek yang ada di sekitarnya yang dimana bermain dapat merangsang perabaan alat. (contoh : bermain pasir)
3. Skill play, yaitu  pemberian kesempatan bagi individu untuk memperoleh keterampilan tertentu dan akan melakukannya secara berulang kali. (contoh : bersepeda)
4. Play role play, yaitu individu berfantasi menjalankan peran tertentu/ (contoh : menjadi ayah atau ibu)


Secara sosial klasifikasi dapat dibagi menjadi :
1. Solitary Play
Jenis permainan yang dilakukan oleh anak balita (todler) dimana anak bermain sendiri meskipun ada orang lain di sekitarnya.
2. Paralel Play
Permainan yang dilakukan oleh anak preschool yang merupakan permainan sejenis oleh suatu kelompok anak yang masing-masing memilki mainan yang sama tetapi satu sama lain tuddak saling berinteraksi dan tidak saling berketergantungan.
3. Asosiative Play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi belum terorganisir dengan baik karena belum ada pembagian tugas sehingga anak bermain sesukanya.
4. Cooperative Play
Permainan yang dilakukan anak usia sekolah yang dimana anak bermain bersama dengan permainan sejenis yang terorganisasi dan memiliki aturan tertentu.

E. Tahap Perkembangan Bermain
1. Tahap Eksplorasi adalah tahap menggali dengan melihat cara bermain.
2. Tahap Permainan adalah permulaan individu mulai masuk dalam permainan.
3. Tahap Bermain Sungguhan adalah individu terlibat suatu permainan.
4. Tahap Melamun adalah tahapan terakhir individu membayangkan permainan berikutnya.

F. Penggunaan Terapi Bermain sebagai Teknik Psikoterapi
Bentuk-bentuk permainan untuk mengekspresikan diri dapat berupa :
1.      Mainan Kehidupan Nyata
Boneka yang terdiri atas keluarga atau rumah-rumahan dan boneka binatang peliharaan maupun tokoh kartun menjadi media mengekspresikan perasaan secara langsung.
2.      Mainan Pelepas Agresivitas - Bermain Peran
Mainan atau materi seperti sarung tinju, boneka tentara, boneka binatang buas, pistol dan pisau mainan sebagai media untuk mengkomunikasikan emosi yang terpendam.
3.      Mainan Pelepas Emosi dan Ekspresi Kreativitas
Mainan seperti balok kayu, lilin, pasir, dan air sebagai media mengekspresikan kreativitas.

Terapi bermain dapat dipakai sebagai asesmen bagi anak yang :
- Memiliki pengalaman diperlakukan kejam dan diabaikan 
- Memiliki gangguan emosi atau skizofrenia 
- Takut dan cemas 
- Mengalami masalah penyesuaian sosial 
- Kesulitan berbicara 
- Anak penyandang autisme
 

Sumber :
Hurlock E B. (1991). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta:  Erlangga.