Minggu, 01 November 2015

Pengorganisasian Struktur Manajemen dan Actuating

A.    Pengorganisasian struktur manajemen

I.                     PENGERTIAN STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan, yang menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan.

II.              PENGORGANISASIAN SEBAGAI MANAJEMEN
Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen, meliputi :
a.    Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara.
b.      Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu seRT, camping, belajar kelompok.

III.             MANFAAT STRUKTUR FUNGSIONAL DAN DIVISIONAL
a.       Struktur Fungsional
Sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan. Merupakan suatu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang, berkaitan dengan sebuah struktur yang tercipta dalam masyarakat.. Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Artinya, manusia memiliki peran dan fungsi masing – masing dalam tatanan struktur masyarakat.
b.      Struktur Divisional
Jenis struktur yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam organisasi.  Struktur-struktur ini dibagi ke dalam: Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan.
- Struktur produk = sebuah struktur berdasarkan pada pengelolaan karyawan dan kerja yang berdasarkan jenis produk yang berbeda. Jika perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang berbeda, mereka akan memiliki tiga divisi yang berbeda untuk produk tersebut.
- Struktur pasar digunakan untuk mengelompokkan karyawan berdasarkan pasar tertentu yang dituju oleh perusahaan.
- Struktur geografis memiliki kantor di tempat yang berbeda, misalnya ada zona utara, zona selatan, barat, dan timur. Struktur organisasi mengikuti struktur zona wilayah.

IV.             KERUGIAN STRUKTUR FUNGSIONAL DAN STRUKTUR DIVISIONAL
a.       Kelemahan Struktur Fungsional :
1.      Menimbulkan kesulitan dalam komunikasi dan konflik antar fungsi.
2.        Menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang sifatnya berurutan.
3.      Memberikan respon yang lebih lambat terhadap perubahan.
4.      Anggota fungsi hanya berfokus pada kepentingan tugas-tugasnya sehingga cenderung berpandangan sempit dan dapat merugikan organisasi secara   keseluruhan.

b.       Kelemahan Struktur Divisional :
1.      Memungkinkan berkembangnya persaingan disfungsional antar sumber daya organisasi dan konflik antara tugas-tugas & prioritas-prioritas.
2.      Kepentingan divisi mungkin ditempatkan di atas kepentingan organisasi secara keseluruhan.
3.      Kebijakan divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lain maupun dengan kebijakan organisasi.
4.      Timbulnya masalah dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya perusahaan.
5.      Adanya duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
6.      Duplikasi sumberdaya lintas divisi.
7.      Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi.
8.      Koordinasi yang buruk lintas divisi.
9.      Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak.
10.  Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan.

V.                CONTOH ORGANISASI
Struktur Fungsional yaitu susunan organisai yang dikelompokkan ke dalam departemen – departemen menurut kesamaan keterampilan dan aktivitas-aktivitas kerja
Keunggulan :
-          Penggunaan sumberdaya efisien, skala ekonomis.
-          Spesialisasi keterampilan yang mendalam dan pengembangan
-          Kemajuan karier dalam departemen fungsional.
-          Panduan dan pengendalian dari manajemen Puncak
-          Koordinasi yang luar biasa dalam fungsi-fungsi.
-          Pemecahan masalah teknikal yang berkualitas.
Saran :
Komunikasi lintas departemen fungsional kurang baik sehingga tanggapan yang diberikan pada perubahan lingkungan kurang cepat, kemudian keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan, Harus ada tanggung jawab bagi masalah yang ditunjukkan secara tepat. Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan sehingga perlu pelatihan manajemen umum bagi karyawan.
Struktur divisional yaitu susunan organisasi yang dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan
Keunggulan :
-          Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil.
-          Memperhatikan kebutuhan konsumen.
-          Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
-          Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
-          Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
-          Pengembangan keterampilan manajemen umum
Saran :
Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi sehingga dibutuhkan koordinasi yang baik antar lintas divisi. Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan diminimalisrkan.
B.  Actuating dalam Manajemen
I.       PENGERTIAN ACTUATING DALAM MANAJEMEN
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Menurut George R. Terry (1986) actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika merasa yakin akan mampu mengerjakan, yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
II.              PENTINGNYA ACTUATING MANAJEMEN
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Fungsi Actuanting :
-          Mempengaruhi orang – orang agar bersedia menjadi pengikut
-          Menaklukan daya tolak seseorang.
-          Membuat orang dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.

III.  PRINSIP-PRINSIP ACTUATING MANAJEMEN
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan atau actuating antara lain:
-          Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
-          Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
-          Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
-          Menghargai hasil yang baik dan sempurna
-          Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
-          Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
-          Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

REFERENSI :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar